Minggu, 13 November 2011

MEDIA DALAM PENGGUNAANNYA

A.     Media Berbasis Manusia

Media berbasis manusia merupakan media tertua yang digunakan untuk mengirim dan mengkomunikasikan pesan atau informasi. Media berbasis manusia menagjukan dua teknik yang efektif, yaitu rancangan yang pusat pada masalah dan bertanya ala Socrates. Rancangan pembelajaran yang berpusat pada masalah dibangun berdasarkan masalah yang harus dipecahkan oleh pelajar. Sedangkan penekanan teknik bertanya ala Socrates adalah penjelasan konsep-konsep dan gagasan-gagasan melalui penggunaan pertanyaan-pertanyaan pancingan.

B.     Media Berbasis Cetakan

Media berbasis etakan yang umum dikenal adalah buku teks, buku penuntun, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Teks berbasis cetakan ini menuntut enan elemen saat merancang, yaitu konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan spasi kosong.

C.     Media Berbasis Visual

Media ini dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat pengingatan. Bentuk visual bisa berupa gambar representasi, diagram, peta, dan grafik.

D.     Media Berbasis Audio-Visual

Salah satu pekerjaan penting dalam penggabungan visual dengan suara adalah media audio-visual yaitu penulisan naskah dan storyboard yang memerlukan persiapan, rancangan, dan penelitian.

E.      Media Berbasis Computer

Computer berperan sebaga manager dalam proses pembelajaran, computer juga sebagai pembantu tambahan dalam belajar. Computer dapat menyajikan iformasi dan tahapan pembelajaran lainnya.

F.       Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

Pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar secara efektif memerlukan ketrampilan mengumpulkan informasi, mengambil intisari informasi, menganalisis, menginterpretasikan dan mengevaluasi informasi, dan menggunakan informasi.

KEGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN

Berbagai kajian teoritik maupun empirik menunjukkan kegunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut:
·         Mampu memberikan rangsangan  yang bevariasi kepada otak kita, sehingga otak kita dapat berfungsi secara optimal.
·         Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para mahasiswa.
·         Media dapat melampaui batas ruang kelas.
·         Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara mahasiswa dan lingkungannya.
·         Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
·         Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
·         Media membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar.
·         Media memberikan pengalaman yang integral/ menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun abstrak.
·         Media memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar mandiri, pada tempat dan waktu serta kecepatan yang ditentukan sendiri.
·         Media meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literacy), yaitu kemampuan untuk membedakan dan menafsirkan objek, tindakan, dan lambang yang tampak, baik yang alami maupun buatan manusia, yang terdapat dalam lingkungan.
·         Media mampu meningkatkan efek sosialisasi, yaitu dengan meningkatnya kesadaran akan dunia sekitar.
·         Media dapat meningkatkan kemampuan ekspresi dari dosen maupun mahasiswa.

>>> Menyemai Benih Teknologi Pendidikan 

Sabtu, 12 November 2011

Tujuan pendidikan selalu berkaitan dengan lingkungan tempat manusia itu hidup dan tempat berubah menurut perkembangan zaman. Tokoh-tokoh dalam berbagai bidang banyak yang mengemukakan  serta merumuskan tujuan pendidikan bagi generasi muda untuk mengusahakan masyarakat yang lebih baik.
Franklin Bobbitt (1924) mengemukakan metode yang sistematis untuk merumuskan tujuan pendidikan yang diuraikannya dalam tujuan-tujuan yang lebih rinci. Sejak itu macam-macam usaha dijalan untuk merumuskan tujuan yang lebih spesifik.
Merumuskan program secara terperinci juga dikemukakan oleh Ralph Tyler dengan alasan bahwa tujuan serupa itu lebih mudah dinilai. Perumusan tujuan yang spesifik sangat didukung oleh Benjamin S. Bloom cs dengan bukunya The Texamony Of Educational Objectives : cognitive domain (1956). Selanjutnya cara perumusannya digariskan oleh Robert Mager. Yang dilakukan adalah menguraikan tujuan umum menjadi tujuan yang spesifik melalui berbagai tingkatan. Namun yang menjadi sasaran bukanlah tujuan yang spesifik itu melainkan tujuan yang lebih umum yang berbentuk konsep, generalisasi, atau prinsip.
Pengutamaan tujuan spesifik menimbulkan macam-macam kritik. Menurut Bloom dalam tujuan dapat dibedakan aspek kognitif, afektif  dan psikomotorik. Tiap aspek dapat dibagi lagi menjadi beberapa bagian. Kekeliruan yang banyak terdapat adalah bahwa pendidikan kita terlampau banyak menekankan knowledge (pengetahuan) dan kurang memperhatikan tujuan yang lebih tinggi seperti konprehensif sampai evaluasi.

POTENSI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

Pada umumnya teknologi pendidikan dianggap mempunyai potensi untuk:

1.      Meningkatkan produktivitas pendidikan, dengan jalan:

a.       Mempercepat tahab belajar (rate of learning).

b.      Membantu guru untuk menggunakan waktunya secara lebih baik.

c.       Mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga guru dapat lebih banyak membina dan mengembangkan kegairahan belajar anak.

2.      Memberikan kemungkinan pendidikan yang sfatnya lebih individual, dengan jalan:

a.       Mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional

b.      Memberikan kesempatan anak berkembang sesuai kemampuannya.

3.      Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pengajaran, dengan jalan:

a.       Perencanaan program pengajaran yang lebih sitematis.

b.      Pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi penelitian tentang perilaku.

4.      Lebih memantapkan pengajaran, dengan jalan:

a.       Meningkatkan kapabilitas manusia dengan berbagai media komunikasi,

b.      Penyajian informasi dan data secara lebih konkrit.

5.      Memungkinkan belajar secara seketika (immediacy of learning) karena dapat:

a.       Mengurangi jurang pemisah antara pelajaran di dalam dan di luar sekolah.

b.      Memberikan pengetahuan langsung.

6.      Memungkinkan penyajian pendidikan lebih luas, terutama adanya media massa, dengan jalan:

a.       Pemanfaatan bersama (secara lebih luas) tenaga atau kejadian yang langka.

b.      Penyajian informasi menembus batas geografi.



Dikutip : Menyemai Benih Teknologi Pendidikan

Jumat, 11 November 2011

TEKNOLOGI PENDIDIKAN : PENGERTIAN, TOKOH, PEMIKIRAN

Teknologi pendidikan dapat diartikan sebagai media yang terlahir dari perkembangan alat komunikasi yang digun akan untuk tujuan pendidikan. Alat-alat itu lazim disebut hardware. Ada pula yang memandang teknologi pendidikan sebagai suatu pendekatan yang ilmiah kritis, dan sistematis tentang pendidikan. Pendirian ini mengutamakan softwarenya. Tanpa alat-alat, pendidikan adapat dijalankan.
Sebaliknya, hardware tak berguna tanpa software. Teknologi pendidikan merupakan suatu ekspresi dari gerakan ilmiah yang telah dirintis sejak Aristoteles dan bergerak terus melalui, Wundt, Pavlov, Thorndike, Skinner, dan lain-lain.
Belajar berprograma yang diciptakan oleh B.F. Skinner banyak mendorong ke arah perkembangan teknologi pendidikan.
Teknologi pendidikan mengajak guru yang bersikap problematis terhadap proses belajar mengajar dan memandang tiap metode mengajar sebagai hipotesis yang harus diuji evektivitasnya. Dengan demikian teknologi pendidikan mendorong profesi keguruan untuk menjadi science. Namun guru harus selalu mengandung aspek seni.

Rangkuman Teknologi Pendidikan : Prof.Dr. Nasution

Minggu, 06 Februari 2011

UNFORGETTABLE


Hi friends, I will share the story with you all. I want to tell you when I for the first time to evacuate because of Merapi eruption. Unforgettable story that happened to me and the family. My house is located in Geblok, Wukirsari, Cangkringan, Sleman 12 km to the south from the peak of Merapi. I totally did not expect that vomit and hot clouds of volcanic material Merapi in 2010 until the Gendol river east of my home. In fact, far to the south, past Bronggang and get to Plumbon, Sindumartani, Ngemplak. Little did I not imagine, just a lot of fatalities occur in the vicinity of the area.

            On the day Thursday, November 4th 2010, since the morning of my family actually being asked to evacuate. At that time, Merapi is always out hot clouds that soar. Not like eruption in previous years, Merapi this time it erupted explosively and persistent. Thundering voice sounded so loud. Moreover, people started flocking north toward the south. However, I still survive, not to evacuate.

            Today was the afternoon, rumbling Merapi persisted, even more intense. The streets began to empty. The village seemed deserted. Astaghfirullah, thick fog enveloped even come. Eve was very cold. The eye becomes very limited. Practically, my family and I could no longer look to the peak of Merapi.
            When you sign Maghrib time, rumbling Merapi occurred so great, until the thrill shutters, doors, and lamps. In fact, we thought we had an earthquake. After Maghrib prayers my mother and sister fled to the place grandfather, a distance of about 2 km from my house. I did not evacuate because the waiting time involved Isya’ Prayer.

            After the prayer Isya’, I did not immediately evacuate because I had to keep the village together with my brothers and other residents. Vibration never subsided, the fog was still thick. not long after my mother called me for me to be careful and immediately evacuate. It was very cold weather and volcanic ash began to fall. Then I rushed to evacuate the place my grandfather.

            There is also the clamor was so loud, but even so I could sleep. At 12.00 pm I was awakened by my uncle to immediately evacuate again. We fled the place a bit far. On the way, the electricity goes out and it was raining mud. Long story short, my refuge in Macanan, Bimomartani, Ngemplak. I, my mother and my sister apart with my grandfather and uncle, because a very serious situation that night.
            Next  morning, we saw the television. Astaghfirullahal'adzim ... lava flow reached in Bronggang even further. I went straight to Bronggang and see what happens. The heat was felt there. Carcasses of cattle very much. Long story short, I returned to Macanan and direct refugees to the Prambanan because of the situation in Macanan very much with volcanic ash and worry are still high. In Prambanan I fled for 4 days. Then we fled back to where my grandfather and uncle fled. Here I and family flee for 10 days. Long story short, Merapi has been deemed safe, we returned home to his grandfather and has notndared to return to Geblok because alot of vulcanic ash.
            We went back to Geblok after all the net from volcanic ash. Finally, thanks Gud, praise to God who gives salvation to us. May we always have protection from Allah SWT. Amiinn.. ^^

Mengenai Saya

Foto saya
Cangkringan, Yogyakarta, Indonesia
mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Fakultas Tarbiyah, Jurusan Kependidikan Islam

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls